Mungkin dari SD,SMP,SMA Sampai perguruan tinggi pun kita tidak lepas dari sebuah Nilai, jika nilai rapot waktu disekolah angkanya baik maka murid tersebut adalah murid pintar, sedangkan jika nilainya dibawah range murid itu bodoh, begitu juga IPK, Tidak dapat dipungkiri, sebuah angka yang tertulis di rapot atau kertas ujian seketika bisa mengubah hidup seseorang.
Fenomena orang tua yang selalu menuntut dan hanya berpacu pada sebuah nilai dalam mendidik anaknya. Mungkin disaat mendapat nilai yang bagus anak akan merasa senang dan bahagia karena ia telah merasa berhasil membuat orang tuanya bangga, namun bagaimana jika sebaliknya. Anak akan merasa mengecewakan orang tuanya , dampaknya si anak akan menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai yang bagus itu bahkan bisa membuat depresi si anak dan membuat bunuh diri, ini sesuatu yang mengerikan tentunya.
Apakah Nilai Rapot, Nilai IPK akan menjamin kesuksesan ?
Thomas J. Stanley memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang. Berdasarkan survey terhadap 733 millioner di US, hasil penelitiannya menunjukkan ternyata nilai yang berupa rapot, NEM, rangking, dan IPK yang bagus hanyalah faktor sukses urutan ke 30. Sementara faktor IQ pada urutan ke-21, dan faktor universitas/sekolah favorit di urutan ke-23.
Lalu faktor apakah yang menentukan kesuksesan seseorang itu?. Menurut riset Stanley berikut ini adalah sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan seseorang :
- Kejujuran (Being honest with all people)
- Disiplin keras (Being well-disciplined)
- Mudah bergaul atau friendly (Getting along with people)
- Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
- Kerja keras (Working harder than most people)
- Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business)
- Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)
- Kepribadian kompetitif atau mampu berkompetisi (Having a very competitive spirit/personality)
- Hidup teratur (Being very well-organized)
- Kemampuan menjual ide atau kreatif/inovatif (Having an ability to sell my ideas/products)
Michael Young dalam tulisannya “What is a curriculum and what can it do?”, Ia berujar pendidikan dan kesempatan bekerja adalah dua dimensi yang berbeda. Sama sekali tidak berkolerasi. Dengan kata lain, banyaknya jumlah sekolah tidak berarti diiringi banyaknya lowongan pekerjaan.
Yang Paling ngeboom saat tulisan ini dibuat adalah status seorang guru dan wali kelas di sekolah SMKN 1 Tambun selatan bernama Ibu Nani Roswati, beliau membuat status WA yang ditujukan kepada orang tua siswa sampai di buatkan story oleh WAGUB DKI Jakarta kurang lebih isinya seperti berikut:
(1) Ujian anak Anda telah selesai
(2) Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
(3) Tapi, mohon diingat,
(4) di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu,
(5) ada calon seniman yang tidak perlu mengerti matematika,
(6) ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran sejarah atau sastra,
(7) ada calon musisi yang nilai kimia-nya tak akan berarti,
(8) ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada fisika,
(9) ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
(10) Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat!
(11) Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
(12) Katakan saja, “Tidak apa-apa. Itu hanya sekadar ujian.”
(13) Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
(14) Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka,
(15) Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
(16) Sebuah ujian atau nilai rendah takkan bisa mencabut impian dan bakat mereka.
(17) Berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
(18) Hormat saya, Wali kelas
Nilai bukanlah sebuah angka mungkin dalam sebuah pembelajaran dikelas, workshop,kursus anda akan mendapat Angka namun diluar pembelajaran anda akan mendapatkan sebuah nilai, nilai dari pengalaman hidup, nilai dari bagaimana anda menyelesaikan permasalahan hidup. Mungkin ini sedikit tulisan saya mengenai Nilai dan sebuah angka dalam menentukan kesuksesan dan hidup anda, intinya nilai dengan angka buruk bukanlah masalah serius poinnya bagaimana sikap kerja keras, dan inovatif. Bolehlah menggunakan nilai sebagai motivasi untuk memperbaiki dan memacu semangat belajar, namun jangan sampai itu menjadi sebuah beban yang justru memberi pengaruh negatif